Belajar Huruf Jepang #1: Aksara dalam Bahasa Jepang dan Penggunaannya
Berbeda dengan bahasa asing lainnya, bahasa Jepang memiliki 3 macam jenis aksara yakni hiragana, katakana dan kanji. Sebelum mulai mempelajarinya, ada baiknya kita berkenalan terlebih dahulu dengan ketiga jenis huruf tersebut, seperti kata pepatah “tak kenal maka tak sayang”. Jangan lupa sambil ditonton juga video penjelasannya di bawah ini.
Hiragana (平仮名)
Hiragana adalah suatu cara penulisan bahasa Jepang yang mewakili sebutan suku kata. Semua kata bahasa Jepang dapat ditulis dengan hiragana. Jika telah hafal semua bunyi-bunyi hiragana, maka secara otomatis telinga kita akan lebih mudah menangkap kata-kata bahasa Jepang. Sebab, seluruh kombinasi bunyi huruf hiragana lebih terbatas dibandingkan dengan huruf latin.
Jumlah huruf hiragana adalah 46 huruf dasar, 25 hiragana dengan pengucapan tebal (dakuon dan handakuon) dan 36 huruf hiragana gabungan dengan ゃ, ゅ, ょ(disebut youon). Jadi, jumlah total huruf hiragana yang harus kita hafal adalah 107 huruf. Meski jumlahnya cukup banyak namun tidak begitu sulit mempelajarinya. Huruf hiragana dibaca per suku kata dan tidak ada huruf konsonan mati kecuali 「ん : n」.
Penggunaan Hiragana
- Digunakan untuk menulis okurigana. Okurigana adalah ekor kata dari kata kerja, kata sifat, dan lain-lain. Seperti pada kata「読む : yomu : membaca」huruf hiragana「む : mu」itulah yang disebut dengan okurigana.
- Digunakan untuk menulis furigana. Furigana adalah huruf hiragana yang berfungsi menandakan cara baca suatu kanji. Seperti misalnya「読む」, maka akan ditulis huruf hiragana 「よ : yo」di atas / samping kanjinya. Furigana berfungsi menandakan cara baca kanjinya. Hal ini biasanya cukup lumrah ditemukan dalam manga (komik Jepang) dengan tujuan memperluas kalangan pembaca.
- Digunakan untuk menulis kata-kata yang tidak diketahui tulisan kanjinya atau sudah lama tidak digunakan.
- Digunakan untuk menulis bahan bacaan yang ditujukan untuk anak-anak seperti buku text, animasi, dan komik.
- Digunakan untuk menulis cara baca kunyomi pada kamus kanji
Katakana (片仮名)
Sama halnya seperti hiragana, katakana juga merupakan salah satu cara penulisan huruf dalam bahasa Jepang. Hiragana dan katakana saling berpadanan satu sama lain dan keduanya memiliki jumlah huruf yang sama. Adapun perbedaan antara katakana dan hiragana adalah dari cara penggunaannya. Hiragana digunakan untuk menulis kata-kata asli bahasa Jepang sedangkan katakana digunakan untuk menulis kata-kata bahasa asing (kata-kata yang bukan berasal dari bahasa Jepang) dan juga untuk menulis bunyi atau suara (onomatopoeia).
Penggunaan Katakana
- Digunakan untuk mentranskripsi kata serapan, istilah, nama atau kata benda dari bahasa asing (bukan kata asli bahasa Jepang). Misalnya アメリカ : Amerika (nama negara), テレビ : terebi (kata serapan dari television).
- Digunakan untuk menuliskan bunyi atau suara (onomatopoeia).Sepertiドキドキ : dokidoki atau ドクンドクン: dokundokun (bunyi jantung berdetak), ワンワン : wanwan (suara anjing menggonggong).
- Digunakan sebagai penekanan kata. Fungsinya seperti halnya kata yang ditandai dengan efek bold atau italic.
- Digunakan untuk menuliskan cara baca onyomi di kamus kanji
Kanji (漢字)
Kanji adalah jenis huruf yang diadopsi dari aksara Cina. Kanji seringkali menjadi momok menakutkan bagi para pelajar bahasa Jepang. Kanji memang sulit, tidak hanya jumlahnya yang banyak, tapi juga cara bacanya berbeda-beda tergantung situasi dan konteks kalimatnya. Bentuk hurufnya juga lebih rumit dibandingkan jenis aksara lainnya. Oleh karena itu, biasanya kanji tidak langsung diberikan pada pelajar pemula dan dipelajari secara bertahap sedikit demi sedikit.
Penggunaan Kanji
Aksara kanji dipakai untuk melambangkan konsep atau ide kata benda, akar kata kerja, akar kata sifat dan kata keterangan. Dengan adanya kanji, maka kalimat bahasa Jepang menjadi lebih mudah dicerna serta terhindar dari ambiguitas dan kesalahan menangkap makna kalimat.
Sebenarnya bisa saja kita menuliskan kalimat bahasa Jepang sepenuhnya menggunakan hiragana. Namun, karena bahasa Jepang tidak mengenal spasi, dan juga terdapat banyak kata homofon (kata yang memiliki bunyi sama), maka sulit mencerna kalimat bahasa Jepang yang semuanya hanya ditulis dengan hiragana saja.
Jadi, sebenarnya keberadaan kanji bukan untuk mempersulit, melainkan sebaliknya, mempermudah kita memahami kalimat-kalimat bahasa Jepang. Jadi tak perlu takut untuk belajar kanji, cobalah memulai belajar kanji sedikit demi sedikit, satu huruf demi satu huruf, tidak akan terasa sulit kok. Kalau dilakukan dengan konsisten maka secara tak terasa kita akan bisa menguasai 2.000-an kanji yang diwajibkan hafal. Chiri mo tsumoreba yama to naru (debu pun kalau dikumpulkan akan menjadi gunung) sedikit demi sedikit lama lama menjadi bukit^^.
Romaji (ローマ字)
Sebenarnya bahasa Jepang hanya menggunakan 3 jenis aksara saja yaitu kanji, hiragana dan katakana dan tidak mengenal romaji. Namun semenjak Jepang bukan lagi negara yang menutup diri dari negara asing, kini romaji sudah cukup lumrah digunakan di Jepang. Biasanya digunakan untuk menulis nama merk, angka dan tulisan-tulisan yang mereka harapkan dapat dibaca luas secara internasional.
Romaji juga digunakan sebagai sarana alih aksara untuk membantu orang asing yang tidak bisa membaca kanji dan kana (hiragana dan katakana). Sebagai orang Indonesia kita beruntung karena huruf dan bunyi romanisasi bahasa Jepang persis seperti bunyi huruf-huruf dalam bahasa Indonesia.
Terdapat beberapa sistem penulisan romaji. Yang paling dikenal adalah alih aksara Hepburn, Kunrei-shiki Romaji, dan Nihon-shiki Romaji. Adapun Romanisasi yang digunakan dalam materi-materi di web Bahasa Jepang Bersama ini adalah versi Hepburn karena lebih banyak digunakan dan cara bacanya sangat mirip dengan bahasa Indonesia, jadi menurutku sangat cocok untuk orang Indonesia.
Rangkuman
Bahasa Jepang menggunakan 3 jenis huruf yakni Kanji, Hiragana dan Katakana. Perhatikan contoh kalimat berikut. Dalam kalimat di bawah terdapat ketiga jenis huruf Jepang yang ditandai dengan warna merah adalah huruf kanji, biru adalah katakana dan hijau adalah hiragana.
私はフランス語を勉強します。
Watashi wa furansugo o benkyou shimasu.
Saya belajar bahasa Perancis.
私はインドネシア人です。
Watashi wa Indonesiajin desu.
Saya adalah orang Indonesia.
Catatan:
Kalimat 1: Kata "watashi" ditulis dengan kanji karena merupakan kata benda yang berperan sebagai pengganti orang pertama, setelahnya ada partikel は yang dibaca “wa” ditulis dengan hiragana, kata "furansu" adalah kata serapan dari kata bahasa Inggris “france” yang berarti perancis, karena merupakan kata asing (kata selain bahasa Jepang) jadi ditulis dengan katakana, を adalah partikel "wo/o" penanda objek, kemudian kata "benkyou" adalah kata yang berarti belajar, ditulis dengan kanji, boleh juga menulisnya dengan hiragana, tapi karena kanjinya cukup umum dan sudah dianggap diketahui oleh kebanyakan orang Jepang dan orang yang belajar bahasa Jepang jadi lebih sering ditulis dengan kanji. Terakhir "shimasu" memiliki arti “melakukan”, kata ini memiliki peran membuat kata benda yang ditempelinya menjadi kata kerja (penjelasan lengkapnya ada di materi lanjutan), shimasu tidak memiliki kanji jadi selalu ditulis dengan hiragana.
Kalimat 2: Penjelasan "watashi" sama seperti pada kalimat 1, は adalah partikel wa, yang menjadi partikel penanda topik, "Indonesia" adalah kata asing jadi tulis dengan katakana, "jin" adalah kata benda yang berarti orang, "desu" adalah kopula yang menempel pada kalimat yang tidak berakhiran dengan kata kerja.
Arigatou gozaimasu, Senpai.
BalasHapus