Seperti Apa yah Seni Kaligrafi di Jepang yang Disebut Shodou (書道)?
Yah.. begitulah, baik di anime, manga, maupun dorama-dorama Jepang banyak yang pernah sedikit-sedikit membahas Shodou. Nah, kalo Sobat BJB sekalian ada yang belum begitu kenal sama Shodou, Yukito beri bocoran sedikit, Shodou adalah seni kaligrafi Jepang. Kaligrafi sendiri merupakan seni menulis indah yang dalam konteks Shodou kebanyakan medianya berupa kuas, kertas khusus, dan tinta cina.
Kebetulan waktu Yukito pergi ke acara jejepangan, di sana sempat membahas tentang Shodou dan sedikit belajar mempraktekannya . Nah, bagi Sobat BJB yang masih penasaran tentang Shodou, langsung disimak aja yah. 😊
img source: hobi-kun.com |
👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇
Penjelasan tentang Shodou, Seni Kaligrafi Jepang
Kaligrafi di Jepang disebut shodou (書道), yang berasal dari huruf kanji kaku (menulis) dan michi (cara). Meskipun shodou merupakan kebudayan yang cukup kuno, namun Jepang masih mempertahankan kebudayaan itu, terbukti hingga saat ini masih banyak orang yang tertarik untuk mempelajarinya. Bahkan di sekolah-sekolah, para murid (biasanya murid SD) diajarkan shodou. Selain itu, banyak juga orang-orang asing yang tertarik mempelajarinya.
Anak-anak SD di Jepang sudah dikenalkan dengan menulis kaligrafi ini mulai kelas satu dan menjadi mata pelajaran wajib di sekolah. Tapi untuk menulis kaligrafi menggunakan kuas dan tinta, mereka baru diajarkan ketika sudah duduk di kelas 3. Mereka akan diajarkan cara bagaimana menulis indah kanji dengan coretan kuas yang akan terlihat indah nantinya.
Sekilas shodou tampak mudah dibuat, namun orang yang masih pemula akan langsung mengalami kesulitan saat mencobanya, karena banyaknya hal yang harus diperhatikan, mulai dari keseimbangan bentuk tulisan, tarikan garis, tebal-tipisnya garis, hingga irama tulisan.
Menulis kaligrafi apalagi dengan menggunakan kuas dan tinta memang membutuhkan kesabaran dan ketelatenan yang tinggi. Karena memang makna dari arti Shodou itu sendiri adalah memaksimalkan dan menikmati hidup secara maksimal. Saat kita sudah mulai menorehkan tinta ke atas kertas, pastikan yang tertulis itu benar adanya, karena tinta tidak bisa dihapus. Karena itu lakukanlah apa yang menurut kita yang terbaik dalam hidup, jangan pernah ragu untuk melangkah, karena keraguan kadang malah membuat coretan coretan yang sebenarnya tidak perlu.
Keindahan kaligrafi tentunya tidak terlepas dari peralatan yang digunakan. Ada 6 jenis peralatan utama yang biasanya digunakan untuk membuat kaligrafi Jepang. Yang pertama adalah shitajiki, berupa alas untuk menulis. Biasanya alas ini berbahan semacam kain flannel yang permukaannya lembut dan berwarna hitam. Kedua adalah bunchin (bukan bucin ya guys :D) atau pemberat kertas berbentuk balok yang terbuat dari besi. Peralatan lainnya yaitu kertas untuk menulis. Kertas yang digunakan bukan sembarang kertas, melainkan kertas yang tipis dan ringan, namun tahan lama dan dapat menyerap tinta. Kertas khusus ini dikenal dengan hashi, berupa kertas dengan dua permukaan berbeda, di mana sebelah permukaannya kasar, sedangakan permukaan sebaliknya halus. Bagian inilah yang dipakai saat menulis kaligrafi.
Selanjutnya adalah perlengkapan yang paling utama dalam pembuatan kaligrafi, yaitu kuas yang dinamakan fude. Ada berbagai macam bentuk fude, mulai dari kecil hingga besar. Fude ukuran besar biasanya digunakan untuk membuat tulisan, sedangkan yang kecil digunakan untuk membubuhkan tanda tangan si pembuat kaligrafi. Batang fude terbuat dari bambu atau kayu pohon, sedangkan bulunya terbuat dari bulu hewan, seperti domba, musang, rakun, rusa, bahkan ekor kuda. Bulu itu kemudian diikat dan ditempelkan pada batang fude. Rapi tidaknya ikatan bulu fude sangat mempengaruhi tekstur tulisan. Tidak hanya fude saja tetapi juga tinta yang dipakai juga mempengaruhi hasil tulisan. Tinta yang dipakai untuk seni kaligrafi bisa berupa tinta botolan, namun agar hasil tulisan lebih maksimal, biasanya digunakan sumi, berupa tinta yang dipadatkan. Cara mencairkan sumi sangatlah mudah, cukup dengan menambahkan air lalu menggosok-gosokannya dalam wadah besi yang disebut suzuri.
Sebelum menulis kaligrafi, keenam perlengkapan itu ditata sesuai aturan. Hashi diletakkan di atas shitajiki, kemudian di bagian atasnya beri pemberat bunchin agar tidak bergeser ataupun tertiup angin. Sedangkan suzuri yang sudah berisi tinta sumi diletakkan di sebelah kanan bersebelahan dengan fude. Kadang-kadang fude juga diletakkan di atas fudeoki, yang mirip seperti balok kecil untuk menyimpan sumpit.
Untuk menulis kaligrafi bahasa Jepang, hal pertama yang harus dikuasai tentunya tulisan Jepang, mengingat urutan penulisan huruf Jepang tidak sama seperti menulis huruf alphabet. Hal ini sangat penting, karena kesalahan sekecil apapun akan tampak jelas pada hashi. Selanjutnya adalah tata cara menggunakan fude. Cara memakai fude yang benar adalah menggenggam bagian tengahnya, dan saat mencoretkan tinta pada hashi, fude diarahkan tegak lurus, pergelangan tangan dan siku tidak boleh menyentuh meja.
1. Kaisho atau correct writing, yaitu penulisan kaligrafi yang sesuai dengan huruf aslinya alias tidak digaya-gayakan agar mudah dibaca, seperti tulisan dalam koran dan buku-buku. Kaligrafi model inilah yang pertama kali diajarkan di SD.
2. Gyousho atau Traveling Writing, tulisan yang dibuat sedikit miring. Beda dengan kaisho yang terlihat tegas, Gyousho ini terlihat lebih santai.
3. Shousho atau grass writing adalah tulisan kaligrafi yang dibuat bebas dengan gerakannya yang dibuat miring. Yukito agak susah membaca tulisan dengan gaya Shousho. Untuk orang awam seperti Yukito, pusing deh bacanya, karena melingkar dan meliuk-liuk, lah tulisan yang biasa saja masih suka salah apalagi yang sudah dibalut seni kaligrafi level tinggi begini yahh hahaa..
Tapi tetep dong belajar menulis indah huruf Jepang jadi kesukaan dan mata pelajaran favorit anak-anak SD di Jepang. karena memang Shodou itu seperti bermain sambil menggambar mengekspresikan lekukan tulisan sesuai dengan keinginan sendiri, tapi tentu saja tidak keluar dari coretan garis yang sebenarnya. Dan kegiatan belajar shodou pun bisa jadi sesuatu yang mengasikkan dan menyenangkan untuk dilakukan.
👆👆👆👆👆👆👆👆👆👆👆👆👆👆👆👆
Sumber:
Gimana Sobat BJB, menarik kan? Boleh dicoba sendiri di rumah. Nggak harus pakai peralatan selengkap yang di atas, cukup kertas, tinta cina sama kuas lukis aja. Hmm... menurut pengalaman Yukito, meski kalo ngeliat orang yang udah ahli itu keliatannya simpel banget, nyatanya nggak sesimpel itu lho. Tetep butuh kesabaran dan usaha ekstra meski hanya untuk menggoreskan satu garis aja.
Tapi usaha itu nggak sia-sia kok, karena hasilnya keren banget. Sip, sampai jumpa di postingan selanjutnya yah minna.... 🙌🙌🙌 Baibai~👋
Anak-anak SD di Jepang sudah dikenalkan dengan menulis kaligrafi ini mulai kelas satu dan menjadi mata pelajaran wajib di sekolah. Tapi untuk menulis kaligrafi menggunakan kuas dan tinta, mereka baru diajarkan ketika sudah duduk di kelas 3. Mereka akan diajarkan cara bagaimana menulis indah kanji dengan coretan kuas yang akan terlihat indah nantinya.
Sekilas shodou tampak mudah dibuat, namun orang yang masih pemula akan langsung mengalami kesulitan saat mencobanya, karena banyaknya hal yang harus diperhatikan, mulai dari keseimbangan bentuk tulisan, tarikan garis, tebal-tipisnya garis, hingga irama tulisan.
Menulis kaligrafi apalagi dengan menggunakan kuas dan tinta memang membutuhkan kesabaran dan ketelatenan yang tinggi. Karena memang makna dari arti Shodou itu sendiri adalah memaksimalkan dan menikmati hidup secara maksimal. Saat kita sudah mulai menorehkan tinta ke atas kertas, pastikan yang tertulis itu benar adanya, karena tinta tidak bisa dihapus. Karena itu lakukanlah apa yang menurut kita yang terbaik dalam hidup, jangan pernah ragu untuk melangkah, karena keraguan kadang malah membuat coretan coretan yang sebenarnya tidak perlu.
6 Jenis Peralatan Shodou dan Penggunaannya
img source: makuake.com |
Selanjutnya adalah perlengkapan yang paling utama dalam pembuatan kaligrafi, yaitu kuas yang dinamakan fude. Ada berbagai macam bentuk fude, mulai dari kecil hingga besar. Fude ukuran besar biasanya digunakan untuk membuat tulisan, sedangkan yang kecil digunakan untuk membubuhkan tanda tangan si pembuat kaligrafi. Batang fude terbuat dari bambu atau kayu pohon, sedangkan bulunya terbuat dari bulu hewan, seperti domba, musang, rakun, rusa, bahkan ekor kuda. Bulu itu kemudian diikat dan ditempelkan pada batang fude. Rapi tidaknya ikatan bulu fude sangat mempengaruhi tekstur tulisan. Tidak hanya fude saja tetapi juga tinta yang dipakai juga mempengaruhi hasil tulisan. Tinta yang dipakai untuk seni kaligrafi bisa berupa tinta botolan, namun agar hasil tulisan lebih maksimal, biasanya digunakan sumi, berupa tinta yang dipadatkan. Cara mencairkan sumi sangatlah mudah, cukup dengan menambahkan air lalu menggosok-gosokannya dalam wadah besi yang disebut suzuri.
Sebelum menulis kaligrafi, keenam perlengkapan itu ditata sesuai aturan. Hashi diletakkan di atas shitajiki, kemudian di bagian atasnya beri pemberat bunchin agar tidak bergeser ataupun tertiup angin. Sedangkan suzuri yang sudah berisi tinta sumi diletakkan di sebelah kanan bersebelahan dengan fude. Kadang-kadang fude juga diletakkan di atas fudeoki, yang mirip seperti balok kecil untuk menyimpan sumpit.
Untuk menulis kaligrafi bahasa Jepang, hal pertama yang harus dikuasai tentunya tulisan Jepang, mengingat urutan penulisan huruf Jepang tidak sama seperti menulis huruf alphabet. Hal ini sangat penting, karena kesalahan sekecil apapun akan tampak jelas pada hashi. Selanjutnya adalah tata cara menggunakan fude. Cara memakai fude yang benar adalah menggenggam bagian tengahnya, dan saat mencoretkan tinta pada hashi, fude diarahkan tegak lurus, pergelangan tangan dan siku tidak boleh menyentuh meja.
3 Jenis Seni Kaligrafi Jepang
anime: Barakamon |
2. Gyousho atau Traveling Writing, tulisan yang dibuat sedikit miring. Beda dengan kaisho yang terlihat tegas, Gyousho ini terlihat lebih santai.
3. Shousho atau grass writing adalah tulisan kaligrafi yang dibuat bebas dengan gerakannya yang dibuat miring. Yukito agak susah membaca tulisan dengan gaya Shousho. Untuk orang awam seperti Yukito, pusing deh bacanya, karena melingkar dan meliuk-liuk, lah tulisan yang biasa saja masih suka salah apalagi yang sudah dibalut seni kaligrafi level tinggi begini yahh hahaa..
Tapi tetep dong belajar menulis indah huruf Jepang jadi kesukaan dan mata pelajaran favorit anak-anak SD di Jepang. karena memang Shodou itu seperti bermain sambil menggambar mengekspresikan lekukan tulisan sesuai dengan keinginan sendiri, tapi tentu saja tidak keluar dari coretan garis yang sebenarnya. Dan kegiatan belajar shodou pun bisa jadi sesuatu yang mengasikkan dan menyenangkan untuk dilakukan.
👆👆👆👆👆👆👆👆👆👆👆👆👆👆👆👆
Sumber:
- http://jakusakura.blogspot.co.id/2012/07/shodo-seni-kaligrafi-jepang.html?m=1
- http://m.kompasiana.com/weedykoshino/belajar-seni-melukis-huruf-jepang_5730434e549373a5070a476a
Gimana Sobat BJB, menarik kan? Boleh dicoba sendiri di rumah. Nggak harus pakai peralatan selengkap yang di atas, cukup kertas, tinta cina sama kuas lukis aja. Hmm... menurut pengalaman Yukito, meski kalo ngeliat orang yang udah ahli itu keliatannya simpel banget, nyatanya nggak sesimpel itu lho. Tetep butuh kesabaran dan usaha ekstra meski hanya untuk menggoreskan satu garis aja.
Tapi usaha itu nggak sia-sia kok, karena hasilnya keren banget. Sip, sampai jumpa di postingan selanjutnya yah minna.... 🙌🙌🙌 Baibai~👋
Komentar
Posting Komentar