Cerita JLPT Pertamaku: JLPT di UNESA Lidah Wetan
- Baca part 1-nya: Cerita JLPT Pertamaku: Persiapan Sebelum JLPT
Sabtu, 30 November 2019 (Menginjakkan Kaki di Jawa untuk Pertama Kalinya)
Pada hari itu segala persiapan sudah kusiapkan beberapa hari sebelumnya, seperti packing baju dan segala macamnya, jadi tinggal menunggu keberangkatan saja pukul 13:30 WITA dan perkiraan tiba di Surabaya pada pukul 13:40 WIB tertera di tiketnya. Kenapa aku memilih jam segitu. Karena dari perkiraanku dari bandara sampai ke hotel yang telah kupesan bisa tiba pada jam 02:30 - 03:00 WIB, sudah bisa langsung check in di hotel.
Tapi baru awal-awal sudah tidak sesuai rencana. Dikarenakan Ibuku dan Nee-chan yang selalu ngomel-ngomel nyuruh untuk cepat-cepat bersiap takut ketinggalan pesawat. Jadinya berangkat dari rumah pukul 10:00 WIB satu jam lebih cepat dari rencana awal, adikku pun ditinggal karena belum pulang sekolah. Di perjalanan menuju bandara adikku menelpon, katanya kenapa sudah berangkat padahal perjanjiannya jam 11:00 WIB kasian ketinggalan XD. Perjalanan menuju bandara kurang lebih 50 menit.
Tiba di Bandara Syamsudin Noor sekitar pukul 11:00 WITA, bakal kepagian nih🤐. Setauku kan idealnya 2 jam lebih dulu dari keberangkatan, ini malah dua jam setengah. Setelah itu aku langsung check in, keberangkatan ke Surabaya masih sepi, ya iyalah. Habis check in dan dikasih boarding pass aku balik dulu ke Ibuku, ngobrol-ngobrol dulu, aku dibeliin roti dan air mineral juga. Banyak dinasehatin juga pastinya. Tak lupa untuk minta doa beliau, tak ada doa yang lebih baik dari doa Ibu.
Waktu sudah menunjukan pukul 11:30 WITA. Aku masuk lagi ke ruangan check in dan langsung menuju waiting room. Walau baru pertama kali ada di bandara, tapi aku bersikap sok tahu aja berbekal pengetahuan-pengetahuan tentang bandara yang ku baca di internet dan ku tonton di youtube eaaa. Soalnya dapat wejangan jangan memperlihatin kebingungan saat di bandara, bersikap aja seolah udah biasa di bandara biar gak jadi target tindak kejahatan, gitu katanya.
Di bandara aku cuma mengikutin petunjuk aja, mencari tempat duduk terdekat dari nomor gate pesawatku. Lion Air JT225 kode penerbangan yang tertulis di boarding passnya gatenya nomor 3. Di ruang tunggu masih sepi, sepertinya aku kecepetan datangnya, masih bisa leluasa memilih tempat duduk. Ya udah aku ngewi-fi dulu, ngejajal secepat apa wi-fi bandara. Tak lupa ngabarin teman di Surabaya yang mau jemput di bandara.
Bandara masih sepi |
Waktu keberangkatan kurang lebih satu setengah jam lagi, orang-orang mulai pada berdatangan di ruang tunggu. Bangku-bangku di gate 3 yang tadinya lumayan banyak kosong sudah mulai pada terisi. Ada satu keluarga yang duduk di bangku yang berhadapan dengan bangku, anggota keluarga lainnya duduk disebelahku.
Mulai rame ruang tunggu, si mba di sampingku nanya "mau ke mana", "ke Surabaya" jawabku, "sama" kata Mbanya. "Mau pulang kampung ya", tanyaku karena dari tadi keluarga ini bicaranya pakai bahasa Jawa. "Iya, mas ke Lamongan" jawab Mbanya. "Owh".
Bandara udah rame, btw ada pemain Barito Putera juga tuh |
Waktu keberangkatan semakin dekat, aku sudah mulai bersiap-siap namun tak berapa lama kemudian ada pemberitahuan yang intinya menginformasikan bahwa pesawat Lion Air penerbangan JT225 mengalami delay kurang lebih 1 jam. Langsung deh, tadinya sudah segar, berasa lemes lagi. Langsung rame deh di ruang tunggu para penumpang mengatakan "Wuuuuuuuuuu".
Setelah itu ada pembagian snack gratis, dapat air minum, orea dan biskuat. Makan snack dulu deh, tak lupa ngasih kabar ke teman mengenai keterlambatannya. Beruntung dia juga belum berangkat ke Bandara. Lalu dia minta kabarin lagi kalau aku sudah masuk ke pesawat.
Aku tak ingat jam berapa pesawatnya mulai berangkat, mungkin sekitar jam 14:30 WITA. Akhirnya aku merasakan pengalaman pertama naik pesawat. Rasanya memang seperti yang diceritain orang-orang sih, telinga agak berdengung dan pas pesawat mau take off itu ada sensasi rasa yang nggak nyaman banget beberapa detik. Selain dari itu sama kayak naik bis. Untungnya gak mabuk perjalanan hehe :D.
Sekitar 14:40 WIB untuk pertama kalinya aku menjajakkan kaki di bumi Surabaya. Cuacanya cukup mirip dengan Banjarbaru, tapi Surabaya terasa sedikit lebih adem sih menurutku, kayaknya satu dua derajat lebih rendah suhunya. Sesampainya di bandara aku cukup kebingungan mencari jalan keluarnya, nyari-nyari tulisannya juga gak nemu. Oke deh, ku jalan terus aja, ngikutin orang-orang yang satu pesawat denganku.
Aku ngontak temanku katanya dia sudah sampai di bandara dan menunggu di pintu keluar kedatangan. Masih ngikutin orang-orang, aku terus jalan lurus aja, setelah itu ada petunjuk ke kanan pengambilan bagasi. Ke kiri kulihat tidak ada tertulis petunjuk apa-apa. Karena aku tidak ada barang di bagasi jadi ke kiri aja deh pikirku.
Setelah belok kiri mulai banyak palang pemberitahuan tapi aku masih belum menemukan palang yang memberitahukan pintu keluarnya. Setelah berjalan lurus lagi tiba-tiba ada beberapa orang yang menanyakan tujuanku ke mana. Ada yang sok akrab juga nanya-nanya sambil becanda-canda. Ini siapa pikirku, emang ada yang kenal aku di sini kah?
Setelah itu akhirnya aku melihat palang yang memberitahukan pintu keluarnya. Ah lega. Baru aku sadar orang-orang tadi ternyata supir toh. Di pintu keluar makin banyak lagi supir taksi yang menawarkan jasa pengantaran mereka, aku bilang saja "Maaf, udah ada yang jemput."
Aku sudah keluar bandara mencari-cari wajah temanku (padahal belum pernah ketemu sih XD) di kerumunan orang-orang di pintu kedatangan. Beberapa saat kemudian terdengar ada yang manggil namaku "Riza". Aku menoleh dan akhirnya menemukan orang yang kucari. Apriyono.
Dia temanku di grup facebook Belajar Bahasa Jepang Bersama, sebenarnya kenalnya baru-baru aja (^O^). Memang satu grup tapi tidak begitu akrab, di facebook aja waktu itu belum temanan ( ̄∀ ̄). Tapi dia orang pertama yang nawarin bantu aku di Surabaya, bahkan dia yang nawarin mau jemputku juga di bandara. Soalnya katanya kalau gojek gak bisa masuk ke dalam bandara. Jadi bakal kesusahan. Beruntung banget aku ketemu dia.
Menuju tempat parkiran, kita mengobrol-ngobrol tentang bahasa Jepang, sudah berapa lama belajar bahasa Jepangnya, apakah sudah siap dengan ujian JLPT besok, pesiapannya apa saja, ngobrolnya agak canggung-canggung sih atau aku aja yang merasa gitu ya? Mungkin saja disebabkan perbedaan logat bahasa aja kali. Menuju perjalanan ke hotel kita tak banyak mengobrol, susah ngobrol di motor. Takut ganggu konsentrasi pengendara dan gak gitu kedengeran juga karna pakai helm. Dari bandara ke hotel cukup jauh, kayaknya lebih dari satu jam. aku gak gitu ingat, lebih banyak memperhatikan suasana kota pahlawan.
Sampai di hotel aku langsung sampaikan kalau mau check in. Hotelnya terletak di daerah Wiyung, aku pilih itu karena ada promo murah dan dekat banget dengan Indomart dan Alfamart. Aku pilih kamar paling ujung biar lebih tenang, setelah semua beres kita lanjutin lagi ngobrol-ngobrol tentang topik yang masih sama. Di sini ternyata Apriyono baru tahu kalau aku punya blog bahasajepangbersama.com, dia juga baru tahu kalau aku nulis buku 30 Hari Paham Pola Kalimat Bahasa Jepang. Sebagai kenang-kenangan dan rasa terima kasih karena udah bantuin aku, aku kasih bukuku^^.
Sebentar lagi mau adzan magrib, temanku pamit, suruh aku buat istirahat juga buat besok. Setelah mandi, ngerapel shalat, makan roti yang dibeli di bandara sama minun air mineral yang tersedia di hotel, lalu buka hp buat belajar besok, tapi tak berapa lama mulai ngantuk dan memutuskan untuk tidur aja biar besok lebih fit. Oyasumi(︶▽︶).
*****
01 Desember 2019 (Ujian JLPT)
Aku terbangun karena mendengar mushalla terdekat sudah buka dan bersiap adzan. Kulihat hp, cukup kaget, karena ternyata masih jam 3-an. Lah, baru jam setengah empat sudah mau subuh aja. Biasanya di kotaku itu jam setengah lima baru masuk waktu subuh. Aku mulai mempersiapkan semua yang dibawa untuk ujian, kartu ujian, ktp, alat tulis dan lainnya.姉ちゃんが縫った服 Nee-chan ga nutta fuku |
Setelah itu baru mandi, shalat dan makan roti yang beli di bandara tadi, masih ada satu lagi. Di sini baru terasa lapernya😅 owh iya, aku kemarin cuma makan roti sama snack aja. Kemudian berpakaian rapi untuk siap-siap berangkat ke UNESA Lidah Wetan, tempat JLPT diselenggarakan. Sekali-kali selfie dulu deh sebelum berangkat :D.
Sudah siap berangkat, tinggal menunggu waktunya aja. Baru jam 6 sih, masih sangat pagi. Aku kontak temanku, nanyain berangkatnya mau jam berapa. Tak berapa lama hpku berbunyi, ada balasan dari temanku, eh dia bilang, udah ada di depan hotelku. Kalau aku dah siap langsung aja berangkat katanya. Oke lah kalau begitu, aku turun dan langsung menemuinya.
Kita mulai berangkat, sambil nyari-nyari tempat makan dulu, toh JLPT-nya juga masih sangat lama lagi. Jam test dimulai pukul 9:30 WIB, sedangkan ini masih jam 6:00 WIB. Nemu kios bubur ayam, kita makan bubur ayam dulu guys, enak bubur ayamnya. Tapi maaf aku orangnya kalau makan emang lebih lambat dari orang normal, porsinya juga lebih sedikit🙏 jadi bukan berarti gak suka kok.
Perut sudah terisi, sudah siap fight. Kita berangkat menuju UNESA, memang sengaja berangkat lebih awal buat lihat lokasinya dulu, lihat pembagian ruangannya. Tapi ternyata kita kepagian banget guys XD. Tempatnya masih kayak kuburan, sepi banget. Di tempat parkir terlihat baru ada satu motor yang terparkir, mungkin punya satpamnya? 😅.
Sudah kelilingin gedungnya tapi gak menemukan ruangan 02.01, kita naik ke lantai dua akhirnya menemukan ruangannya di ujung paling kiri. Langsung check list namanya ternyata ada namaku di sini. Nomor pesertanya juga sesuai dengan nomor peserta yang tertulis di email. Sip lah, kita turun, saat turun ada anak UNESA yang berjaga untuk bantu-bantu peserta JLPT, aku tanya ke dia untuk memastikan ruanganku, katanya memang ada ruangan yang diubah.
Oke deh, kita lanjut menemukan ruangannya temanku yang ikut level N3. Ujiannya di gedung T13, letaknya sebelahan dengan T11, sepertinya gedungnya baru selesai dibuat, sangat bagus. Tak cukup waktu lama kita menemukan ruangan tempat temanku ujian. Kita juga bertemu om om yang ternyata ikut N2 juga, katanya sudah dua kali mencoba dan gagal terus ini yang ketiga kalinya mencoba katanya. Weh, seseram itu kah N2. Makin merasa pesimis nih.
Gedung T13 |
Setelah itu kita mencari tempat duduk, tinggal menunggu jam testnya saja. Aku mainin flash card yang kubawa, berisi list kotoba yang paling susah kuhafal, sesekali aku juga chatting di openchat BahasaJepangBersama. Saat JLPT pasti rame roomnya. Ternyata cukup banyak juga peserta yang ikut JLPT di Surabaya. Tapi gak ada yang ketemu, mungkin ketemu, tapi sama-sama saling gak tahu😅. Harusnya bikin meet up member BJB yang JLPT di UNESA. Aah, zannen.
Peserta JLPT mulai berdatangan, dari yang sangat muda sampai yang sudah berumur. Ada bermacam-macam orang dengan bermacam-macam penampilan dan berbagai macam aura juga. Pokoknya rasanya kayak mau ujian Chuunin di serial Naruto wkwkwk 😂. Ada perempuan memakai topi bucket, matanya gak keliatan, tertutup topi bucketnya, hanya keliatan hidung dan mulutnya terkesan misterius, berjalan menenteng sebuah buku pelajaran, duduk sendirian lalu membacanya. Ada kakek-kakek yang hidungnya pakai perban? entahlah, penampilannya dah kayak dosen aja, tapi sepertinya juga peserta. Ada anak SMP (atau mungkin masih kelas 5-6 SD ya?) yang sepertinya half entah Japanese atau Chinese, dianterin ibunya. Instingku mengatakan aura dan skill mereka kowaiiii. Wajar sih aura peserta-peserta di sini pada serem-serem, soalnya yang di tempat ini kumpulannya orang-orang dengan skill N3, N2 dan N1. Haha, oke stop berimajinasinya, kembali ke real world.
9:10 WIB waktu ujian sudah dekat, pengawas-pengawasnya sudah pada masuk ke ruangan mereka bertugas, para peserta juga hampir semuanya sudah di kelas masing-masing. Aku sudah ada di ruangan 02.01, matiin hp biar gak berdering atau bergetar saat ujian. Soalnya ada peraturan kalau hp dering atau getar itu dinyatakan didiskualifikasi dan tidak akan mendapat penilaian pada sesi tersebut.
9:30 WIB salah satu pengawas mulai menjelaskan tentang ujian, peraturannya dan cara mengisi data peserta yang baik dan benar. Salah seorang pengawas lainnya membagikan lembar soal dan lembar jawabannya. Nampaknya aku satu ruangan dengan anak umuran SMP (atau mungkin bisa saja SD) yang kuceritakan tadi, memang di list tadi aku lihat ada nama yang agak Japanese sih, baru umur segitu sudah ikut N2, koweeeeeeee. Waktu itu ujian dimulai jam 9:45 WIB 15 menit lebih awal dari yang seharusnya, tapi selesainya juga dipercepat 15 menit kata pengawasnya, aku tarik nafas dan mulai mengerjakan soal-soalnya.
Di mojigoi aku berusaha mengerjakannya secepat mungkin biar aku punya lebih banyak waktu di dokkai, ada beberapa soal yang aku kurang yakin jawaban, langsung aku lewatin aja dan memberikan tanda ke jawaban yang kemungkinan bakal kupilih. Tak terasa sudah sampai ke soal-soal bunpou, sampai sini masih aman-aman aja, sesuai strategi.
Di soal bunpou sudah tidak bisa ngebut lagi, dan di sini juga ada banyak soal-soal yang kulewati karena tidak yakin jawabanya. Aku mulai panik dan tak bisa berpikir tenang lagi, tidak ada jam dinding di ruanganku menambah kepanikanku dan membuatku tidak bisa berpikir tenang, maunya cepat terus dan langsung dapat jawaban tanpa berpikir panjang. Sesekali aku melirik ke peserta lain, bukan untuk mencontek tapi ingin melihat sudah sejauh mana mereka mengerjakannya, jangan-jangan aku yang paling lambat.
Di sini fokusku sudah hancur, tak bisa tenang lagi dalam menjawab soal, pikirinku selalu ke arah berapa lagi sisa waktunya, berapa sisa waktunya. Aku menyelesaikan soal-soal bunpou dengan masih menyisakan cukup banyak soal yang dilewati karena belum yakin jawabannya. Memasuki soal-soal dokkai aku benar-benar tidak bisa fokus dan kesulitan menentukan jawaban yang benar-benar aku yakin. Karena panik aku pun mengisi dokkai-nya terkesan sembarangan, mungkin hanya beberapa soal yang aku benar-benar yakin, sisanya aku hanya memilih di antara 2 jawaban yang masih ragu. Berulang kali mencoba tapi aku sama sekali tidak bisa kembali tenang dan fokus lagi.
Setelah sekian lama kutunggu akhirnya salah seorang pengawas melihat jam tangannya dan menyebutkan sisa waktunya. Tapi berbeda dengan dugaan (baca: harapan)-ku, kupikir sisa waktunya masih 20 atau 30 menitan lagi tapi... "Sisa waktu tinggal 5 menit lagi, jangan lupa diperiksa kembali jawabannya dan pastikan isian nomor ujian dan namanya sudah sesuai" katanya. Mou owari da. Ore wa mou CHEKKUMEITO da!!.
Aku merasa benar-benar gagal total di sesi dokkai, 5 menit tersisa kupakai untuk cek jawaban saja, terlihat beberapa soal di mojigoi dan bunpou yang kulewatin tadi. Aku tidak baca ulang soalnya lagi karena maniawanai (nggak akan sempat lagi), aku cuma tebalin jawaban yang sudah kutandai sebelumnya aja. Masih ada 2 mondai dokkai (mungkin ada 4 atau 5 soal) terakhir yang tak sempat kujawab. Aku jawab ngasal aja 😆 berharap ada yang benar. Aku gak tahu pasti sih sistem penilaiannya bagaimana, apakah kalau salah bakal minus atau gimana. Setahuku JLPT itu menggunakan penilaian scaled score berdasarkan pola jawaban peserta, katanya itu lebih efektif dan bisa ketahuan mana yang menjawab memang karena tahu dan mana yang pola jawabannya cuma asal-asalan. Tapi ya sudahlah, pasrah aja sudah.
Sesi pertama gengo chishiki, dokkai selesai, istirahat 15 menit, keluar ruangan untuk menghirup udara sejuk berharap bisa kembali konsentrasi lagi, sama ke WC juga.
******
Sesi choukai (listening) sudah siap dimulai hingga 50 menit ke depan, di sesi ini aku udah bisa "tenang" lagi guys, atau lebih tepatnya sudah merasa nothing to lose lah. Udah gak apa-apa lagi kalau gagal, yang penting sekarang sudah bisa menyelesaikannya sampai tuntas, dan sudah mengerti bagaimana rasanya ikut JLPT, udah, gitu aja.
Gak kerasa ternyata sudah selesai aja sesi choukai-nya, justru setelah gak ada beban malah lebih enakan menjawabnya. Coba di dokkai bisa serelax ini, mungkin hasilnya akan lebih baik.
Sekarang sudah selesai, tinggal menantikan hasilnya saja, aku yakin banget kalau pun lulus hasilnya pasti akan girigiri, khususnya di dokkai, itu menjadi keraguanku bakal melewatin ambang batas minimal kelulusan atau tidak. Ya, sudah lah, lupain aja, jangan terlalu dipikirkan. Yang pasti apapun hasilnya setelah ini aku harus lebih banyak belajar lagi, lebih meningkatkan skillku lagi khususnya di dokkai yang paling parah.
Seusai ujian aku juga bertemu dengan teman sosmedku lainnya, panggil saja dia Zamun (the moon), dipanggil demikian karena di sosmed dia menggunakan nickname emoticon bulan sabit 🌙, dia ikut N4, beda gedung jadi baru bisa ketemu pas selesai ujian. Kita bertiga shalat dzuhur dulu di mushalla terdekat. Karena nanggung udah mau ashar juga, jadi ngobrol-ngobrol dulu di sana sambil menantikan waktu ashar.
Abis ashar kita berpisah dengan Zamun, aku dan Apriyono balik ke parkiran untuk ngambil motor. Dari yang terawal datang sepertinya kita juga menjadi yang terakhir pulang, karena parkiran udah sepi lagi, tersisa satu dua motor aja, salah satunya milik Apriyono. Pulang JLPT kita ngisi perut dulu, dari pagi cuma makan bubur aja, kita makan pecel di pinggir jalan, ah iya, baru kepikiran mestinya tadi ngajakin Zamun makan siang juga, padahal yang saranin nyobain pecel itu dia XD. Selesai makan kita pulang deh. Istirahat.
Senin, 2 Desember 2019 (Keliling Komplek Penginapan dan Keliling Surabaya)
Di sini singkat aja kali ya, senin aku cuma jalan-jalan komplek tempatku nginap, di Wiyung. Ada banyak sekali toko dan kios makanan, gak perlu nyari ke jauh dan gak bakal kelaparan. Tapi kebanyakan bukanya habis tengah hari sih, jadi pagi aku kesulitan juga nyarinya :D. Sebelumnya aku lihat Google maps dulu, tempat makan pertama ternyata udah habis, tempat makan kedua ternyata belum buka, tempat makan ketiga, kios bakso, ternyata juga belum buka, aku ngobrol-ngobrol sama penjualnya trus dikasih tau tempat makan yang buka. Ya, udah deh ke warung aja makan nasi bungkus. Selesai makan aku nyoba tes bahasa Jawa lah, bilang ke bapak penjualnya "Piro pak", trus bapaknya kok cuma bilang "Hah?", Eh, oke sekali lagi deh mungkin bapak penjualnya gak dengar "Piro?", trus si Bapaknya ngejawab lagi "Hah?". Duh, apa aku salah ngomong kah atau apa, yaudah deh pakai bahasa Indonesia aja. Kayaknya ketahuan banget aku bukan orang Jawa XD "Berapa pak", "Owh, Nasi sama minumnya 13rb".
Sorenya aku makan bakso yang belum buka tadi, minumnya es kelapa, enak banget, sesekali ngobrol juga :D. Tapi gak tahu nyambung apa nggaknya sih, soalnya si kakek penjual bakso ini, nanyain hampir tiga kali "Tinggalnya di mana dek", "Penginapan di belakang ini pak, dekat banget kok", "Owh apartemen yang dibelakang itu". Eh, di belakang itu memang terlihat gedung apartemen sih., tapi "Bukan, pak cuma penginapan biasa, ada di belakang kios ini kok, gak sejauh apartemen itu" Kataku, itu sampai 3 kali nanyain aku tinggalnya di apartemen ya. Waduh, entah aku yang gak bisa jelasinnya atau gimana, ya sudah lah XD.
Sorenya aku makan bakso yang belum buka tadi, minumnya es kelapa, enak banget, sesekali ngobrol juga :D. Tapi gak tahu nyambung apa nggaknya sih, soalnya si kakek penjual bakso ini, nanyain hampir tiga kali "Tinggalnya di mana dek", "Penginapan di belakang ini pak, dekat banget kok", "Owh apartemen yang dibelakang itu". Eh, di belakang itu memang terlihat gedung apartemen sih., tapi "Bukan, pak cuma penginapan biasa, ada di belakang kios ini kok, gak sejauh apartemen itu" Kataku, itu sampai 3 kali nanyain aku tinggalnya di apartemen ya. Waduh, entah aku yang gak bisa jelasinnya atau gimana, ya sudah lah XD.
Aku baru lihat HP dan baru sadar kalau temanku datang dan sudah sampai di penginapanku, aku kasih tahu aku lagi makan di sekitaran komplek. Apriyono datang dan makan bakso juga. Setelah itu baru aku diajak jalan-jalan kota Surabaya, ke berbagai Tugu dan Monumen.
Selasa, 3 Desember 2019 (Pulang)
Selasa pagi, aku cari makan sekitar komplek, kali ini makan kentaki aja. Selesai makan aku siap-siap pulang, packing barang dan mastiin udah gak ada lagi yang ketinggalan. Sekitar jam sebelasan temanku datang, aku langsung check out karena udah waktunya harus check out juga, di tengah perjalanan beli oleh-oleh dulu, gak banyak sih, soalnya dari artikel yang kubaca Lion Air itu ngasih batas maks tas yang di kabin pesawat 7kg aja, nah tas ranselku udah 5kg dan tas selempangku 1,5kg jadi takut kelebihan muatan :D.
Sekitar jam satuan kita sampai di bandara, karena masih cukup banyak waktu, kita makan dulu, makan "mie ayam khas Juanda" kata mba penjualnya. Minumnya lemon tea, enak banget, gak kalah sama bakso dan es kelapa yang kemarin ku makan. Jam setengah dua aku check in dan dikasih boarding pass-nya. Tinggal nunggu pesawatnya deh, di sini lagi-lagi Lion Air delay. Tapi kali ini gak gitu lama cuma setengah jam kayaknya.
Buat Apriyono terima kasih banyak atas kebaikan dan bantuannya selama di Surabaya, aku sangat terbantu banget. Semoga dibalas oleh Allah SWT dan semoga kita bisa bertemu lagi, ini adalah travel pertamaku ke luar pulau yang sangat berkesan dan tak terlupakan. Hontou ni arigatou gozaimashita.
*** おわり ***
Awal Februari 2020 hasil nilai ujian JLPT desember 2019 sudah keluar dan alhamdulillah aku goukaku (lulus) dengan nilai gengo chisiki, bunpou dan choukai yang cukup baik dan dokkai yang girigiri, nilainya ngepas 19 batas minimal ke lulusan XD.
Wow, rizhuu-san akhirnya bisa ikut JLPT. Dan samaan denganku pertama kalinya ikut JLPT, Desember 2019 kemaren, yg beda levelnya haha. Karena masih pertama aku cuma ikut N5 :)... Intinya selamat lulus N2 👏👏👏
BalasHapus@wsn Terima kasih, Wah sama-sama pertama kali ya kita. Jangan-jangan tempatnya juga sama2 di Surabaya? :D
BalasHapusHai, aku mahasiswi jurusan bahasa jepang di unesa ^^ baru tau kalo ternyata admin blog ini ikut jlptnya di kampuskuuuuu, padahal aku suka mantengin blognya😂 btw aku ikut n3 tapi masih gagal:") udah semester 4 skrng pdhl
BalasHapusKakkoi... hishashiburi da ne...
BalasHapusBagus ceritanya, Bikin termotivasi, Saya aja gak kerasa tau2 sudah habis ceritanya😅.Selamat lulus N2 nya👍, Semoga tahun ini juga saya bisa ikut dan lulus di N3, Amiin . .
BalasHapusAamiin. Kalau tahun ini tidak ada JLPT, semoga lulusnya tahun 2021 ini👍.
Hapuswahh...mantappu jiwa. ceritanya sangat memotivasi. semoga aku juga bisa lulus JLPT kyk Rhizu san. 👏👏👏
BalasHapusAamiin, semoga lulus juga. Semangat💪. Ganbarimashou
HapusMas rizhuu, kalo boleh tau, mas pertama kali ikut jlpt langsung N2?
BalasHapusIya kak, ini JLPT pertamaku dan langsung ambil N2.
Hapus